Iran, Penentu Akhir Krisis Suriah?

Posted by Aulia Afzal On Rabu, 19 September 2012 0 komentar
Iran, Penentu Akhir Krisis Suriah?

Krisis Suriah (Foto: Telegraph)
Krisis Suriah (Foto: Telegraph)
JAKARTA - Saat ini Iran memegang peranan penting dalam penyelesaian krisis politik di Suriah. Tidak hanya itu bersama dengan Mesir, Arab Saudi dan Turki, Iran menjadi penentu situasi politik di kawasan Timur Tengah pada umumnya.

"Situasi politik di Timur Tengah saat ini ditentukan oleh Iran, Mesir, Arab Saudi dan Turki. Keempat negara inilah yang akan melakukan lobi-lobi terkait dengan keberlangsungan rezim Suriah pimpinan Bashar al-Assad. Ini adalah lobi terakhir yang bisa dilakukan namun secara umum semua ini tergantung pada Iran," ujar Pengamat Politik Timur Tengah Zuhairi Misrawi, ketika ditemui di Gedung PBNU, Jakarta.

Menurut Zuhairi, dari keempat negara tersebut Iran menjadi faktor paling dominan menyusul kemitraan Negeri Persia itu dengan rezim Suriah.

"Iran menjadi kunci dari krisis politik yang terjadi di Suriah karena afiliasi politik dari rezim Bashar al-Assad itu adalah Iran jadi sekarang kuncinya ada di Iran," ujarnya.

Sejalan dengan pemikiran tersebut maka menurut Zuhairi,  Iran berperan dalam menentukan upaya lebih lanjut untuk menyelesaikan krisis politik di Suriah.

Zuhairi menegaskan saat ini ada dua kemungkinan dari akhir krisis Suriah pertama yakni upaya melalui solusi damai dengan cara transisi kekuasaan dari Assad kepada pihak oposisi. Sementara itu kemungkinan kedua adalah intervensi asing seperti yang terjadi di Libya.

"Jadi dua skenario ini yang tengah diupayakan oleh pihak-pihak yang menghendaki perubahan di Suriah," ujar Zuhairi.

"Menurut Saya ini semua proses ini membutuhkan waktu dan sulit ditebak. Namun saat ini Iran dan Mesir dimana  tengah melakukan lobi-lobi diplomasi tingkat tinggi untuk mencari solusi damai dalam penyelesaian krisis Suriah," ungkap pengamat politik Timur Tengah tersebut.

Krisis yang terjadi di Suriah telah berlangsung sejak Maret 2011 lalu. Ribuan korban jiwa telah berjatuhan dalam kekerasan yang melibatkan pasukan pemerintah dan pihak oposisi yang menuntut Presiden Assad segera mundur dari jabatannya.(rhs)

0 komentar:

Posting Komentar