RIYADH - Pemerintah Arab Saudi memerintahkan penutupan terhadap 100 toko pakaian dalam di Kota Riyadh. Hal itu disebabkan karena banyaknya pegawai pria yang bekerja di toko tersebut.

Kementerian Ketenagakerjaan Arab Saudi mengatakan, seluruh toko yang melanggar aturan mengenai pemberdayaan tenaga kerja perempuan akan ditutup. Larangan pria bekerja di toko pakaian dalam perempuan Arab Saudi juga sudah diberlakukan pada awal 2012.

Selain untuk menciptakan kenyamanan dalam lingkungan kerja, dekrit itu sengaja dibuat Raja Abdullah dalam rangka mencegah peningkatan angka pengangguran bagi perempuan. Perempuan Arab Saudi juga sempat memboikot toko pakaian dalam untuk mendesak pemerintah agar menerapkan aturan ketenagakerjaan itu. Demikian diberitakan Daily Mail, Selasa (18/9/2012).

Sejauh ini, Arab Saudi mengatakan bahwa, ada 7.353 toko pakaian dalam perempuan di negaranya. Itulah yang menyebabkan negara tersebut beralasan untuk tidak mempekerjakan seorang pria di toko itu.

Angka pengangguran perempuan di Kerajaan Arab Saudi memang tergolong tinggi. Namun saat ini, banyak pula perempuan Arab Saudi yang bekerja sebagai dosen, insinyur, dokter, perawat dan lainnya.(AUL)