Israel Bebaskan Tapol Asal Palestina Menyerah di PBB
Foto : PM Israel Benjamin Netanyahu (national confidential)
YERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan rencananya untuk membebaskan tahanan politik (tapol)Palestina yang ditahan di Israel. Namun pembebasan itu hanya akan dilakukan Israel bila Palestina menghentikan perjuangannya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Seperti diberitakan Suratkabar Maan, Rabu (8/8/2012), Netanyahu mengusulkan pembebasan untuk sekira 50 orang tahanan Palestina. Namun Palestina harus menghentikan upayanya yang hendak memperbaharui status keanggotaannya di PBB. Netanyahu juga mengajak Palestina untuk kembali berdialog.
Sementara itu Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas berniat untuk kembali ke PBB bila Israel masih melakukan pembangunan pemukiman di wilayah Palestina. Pemerintah Palestina yakin, dukungan di Majelis Umum PBB untuk Palestina sangat besar.
Pemerintah Palestina di Ramallah mengetahui, segala bentuk resolusi untuk keanggotaan Palestina bisa saja diveto oleh Amerika Serikat (AS). Oleh karena itulah, Palestina lebih memilih Majelis Umum PBB.
Sejauh ini, penasihat Abbas Nimir Hammad menolak untuk menjelaskan adanya keterkaitan tawaran Israel dengan perjuangan Palestina di PBB. Otoritas Palestina sendiri tidak memandang tawaran itu sebagai taktik terakhir Israel untuk menjegal pengakuan komunitas internasional terhadap Negara Palestina.
Ribuan warga Palestina saat ini masih mendekam di penjara Israel. Sebagian besar dari mereka ditahan karena dituduh melakukan aksi teror. Pembebasan itu akan dilakukan oleh Israel bila mereka dinilai tidak lagi menjadi ancaman yang berbahaya bagi Negeri Yahudi.(AUL)
Seperti diberitakan Suratkabar Maan, Rabu (8/8/2012), Netanyahu mengusulkan pembebasan untuk sekira 50 orang tahanan Palestina. Namun Palestina harus menghentikan upayanya yang hendak memperbaharui status keanggotaannya di PBB. Netanyahu juga mengajak Palestina untuk kembali berdialog.
Sementara itu Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas berniat untuk kembali ke PBB bila Israel masih melakukan pembangunan pemukiman di wilayah Palestina. Pemerintah Palestina yakin, dukungan di Majelis Umum PBB untuk Palestina sangat besar.
Pemerintah Palestina di Ramallah mengetahui, segala bentuk resolusi untuk keanggotaan Palestina bisa saja diveto oleh Amerika Serikat (AS). Oleh karena itulah, Palestina lebih memilih Majelis Umum PBB.
Sejauh ini, penasihat Abbas Nimir Hammad menolak untuk menjelaskan adanya keterkaitan tawaran Israel dengan perjuangan Palestina di PBB. Otoritas Palestina sendiri tidak memandang tawaran itu sebagai taktik terakhir Israel untuk menjegal pengakuan komunitas internasional terhadap Negara Palestina.
Ribuan warga Palestina saat ini masih mendekam di penjara Israel. Sebagian besar dari mereka ditahan karena dituduh melakukan aksi teror. Pembebasan itu akan dilakukan oleh Israel bila mereka dinilai tidak lagi menjadi ancaman yang berbahaya bagi Negeri Yahudi.(AUL)
0 komentar:
Posting Komentar