JAKARTA - Mudik untuk merayakan hari raya bersama keluarga di kampung halaman menjadi tradisi di masyarakat Indonesia yang tinggal di kota-kota besar. Arus mudik kerap menimbulkan kemacetan, oleh karenanya banyak yang menyiasati dengan melakukan perjalanan pada malam hari. Alasannya selain tidak panas, arus lalu lintas pada malam hari lebih lengang. Tapi apakah ini baik?

"Hindarkan perjalanan pada malam hari. Ini merupakan paradigma yang salah di Indonesia. Orang berpikir mengemudi keluar kota malam hari jauh lebih aman dari siang hari." ungkap Chief Instructor Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu kepada Okezone.

"Logikanya, seterang-terangnya lampu kita dimalam hari lebih terang saat siang hari. Malam hari memang kodrat manusia untuk istirahat, Oksigen kurang pada malam hari kondisi manusia pun akan turun." tandasnya.

Selain itu pengguna jalan raya di Indonesia itu bervariatif, ada kendaraan tradisional dan modern. "Kendaraan tradisional seperti becak, sepeda terkadang tidak pakai lampu, bagaimana pengemudi memonitor orang dari seberang kalau dia sendiri tidak melihat kalau disitu ada dokar atau yang lainnya, dan ini akan semakin berbahaya,"

Oleh karenanya, Jusri menghimbau agar melakukan perjalanan mudik pada siang hari. "Pilih siang hari walaupun panas tetapi konsentrasi kita terjaga." himbaunya.

Sementara itu, agar kondisi tubuh tetap prima terapkan manajemen waktu yang teratur. "Setelah dua jam perjalanan beristirahatlah. Turun untuk sekedar stretching atau memeriksa kendaraan. Pekerjaan monoton seperti macet itu akan mengurangi kewaspadaan, respon dalam mengkoreksi kesalahan akan lambat." tutupnya. (ian)