"Sanksi Hanya Akan Menunjukkan Kebesaran Iran"

Posted by Aulia Afzal On Minggu, 01 Juli 2012 0 komentar
"Sanksi Hanya Akan Menunjukkan Kebesaran Iran"

Ilustrasi: RIA Novosti
Ilustrasi: RIA Novosti
TEHERAN - Wakil Presiden Iran, Mohammad Reza Rahimi, mengatakan, negaranya siap menyambut sanksi yang akan dijatuhkan terhadap sektor minyak Iran. Pernyataan ini muncul menyusul kabar yang menyebutkan Barat akan memperketat sanksi ekonomi Negeri Persia itu.

"Sanksi justru akan semakin menunjukkan kebesaran bangsa Iran, mengingat Iran saat ini menduduki peringkat ke-17 sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Lebih dari 70 persen berbagai kebutuhan, terkait dengan sektor minyak, Iran tengah diproduksi di dalam negeri," ujar Rahimi seperti yang dilansir Fars dan dikutip Trend Minggu, (1/7/2012).

Kantor Berita Mehr menyebutkan, empat pejabat tinggi dalam sektor ekonomi Iran yakni Menteri Dalam Negeri, Shamseddin Hosseini; Menteri Perdagangan dan Industri, Mehdi Ghazanfari; Menteri Perminyakan, Rostam Qasemi; dan Gubernur Bank Sentral, Mahmoud Bahmani kabarnya telah menyiapkan sebuah perencanaan dalam menghadapi sanksi Barat.

Para pejabat tinggi tersebut dikabarkan telah bertemu dengan Presiden Iran untuk menyampaikan rencananya.

Sebelumnya dilaporkan, Kementerian Luar Negeri Uni Eropa sepakat untuk menghentikan seluruh impor minyak mentah dan petrokimia dari Iran. Larangan itu berlaku mulai 23 Januari hingga 1 Juli 2012. Selain menjatuhkan sanksi atas minyak Iran, Uni Eropa melarang dilakukannya transaksi dengan bank sentral, berikut lembaga keuangan lainnya yang dimiliki Iran.

Sanksi ekonomi yang dijatuhkan atas Iran, merupakan bagian dari taktik Barat untuk membuat Negeri Paramullah itu bersedia menghentikan program nuklirnya. Terlebih tiga pertemuan yang berlangsung di Turki, Irak, dan Rusia tidak berhasil mencapai kesepakatan antara dua belah pihak.

Iran sejauh ini tetap berpegang pada sikap bahwa pengayaan uranium yang bertujuan damai, dan merupakan hak Iran yang tidak dapat ditawar. Namun bagi Barat, justru itulah yang seharusnya menjadi negosiasi penting bagi kedua pihak.

Menyusul gagalnya dialog nuklir di Moskow, muncul kabar yang menyebutkan bahwa Iran dan P5+1 akan kembali bertemu untuk memecahkan kebuntuan ini. Sejumlah nama negara pun muncul sebagai lokasi penyelenggaran dialog nuklir mendatang yakni China, Turki, dan Kazakstan. Namun, hingga kini belum ada konfirmasi lebih lanjut terkait masalah ini.(rhs)

0 komentar:

Posting Komentar