Dimulainya Era Mode China

Posted by Aulia Afzal On Senin, 02 Juli 2012 0 komentar
Dimulainya Era Mode China

detail berita
Koleksi Diane von Furstenberg (Foto: Corbis)

SELAMA 43 tahun berkecimpung di dunia mode internasional, Diane von Furstenberg yakin bahwa era dunia mode China akan segera dimulai.

Ketika hijrah ke Amerika pada 1969, Diane von Furstenberg berhasil memesona pasar Amerika dengan koleksi wrapdress yang hingga saat ini menjadi signature desainnya. Nama wrapdress masih lekat dengan von Furstenberg, tetapi skala pamor desainer asal Belgia itu meningkat hingga liga mode global. Dan, pada tahun ini desainer berusia 65 tahun itu punya resolusi, yakni menguasai pasar Negeri Tirai Bambu.

Jika dilihat dalam garis besar, China memang menjadi incaran banyak pelaku mode sebagai pasar potensial, tidak terkecuali Diane von Furstenberg. Namun, menurut dia, perlu strategi berbeda untuk menaklukan China sebagai pasar. Bila kebanyakan pelaku mode internasional menyasar pasar premium, von Furstenberg lebih memilih menguasai pasar dengan menyasar kelas menengah China yang jumlahnya terus bertambah signifikan setiap tahun.

Dan, pasar menengah China pun ternyata merespons dengan baik. Diane von Furstenberg punya lebih banyak follower di situs mikroblogging buatan China Weibo dibandingkan “sepupu” Amerikanya, Twitter.
 
“Saya rasa, era mode China sudah dimulai,” kata Diane, dalam sebuah wawancara bersama Wall Street Journal.
 
Lebih lanjut von Furstenberg mengaku sudah sejak lama tertarik pada China. “Ada sesuatu yang misterius dan eksotis mengenai China bagi kami orang Eropa. Saya pertama kali datang ke China pada 1989 dan saya jatuh cinta,” ujarnya.

Tidak hanya itu, von Furstenberg menambahkan alasan lain yang membuat dia terpesona pada China adalah perkembangannya yang begitu pesat. “Pertama kali saya datang, saya melihat orang berkendara dengan sepeda. Sepuluh tahun kemudian, gedung-gedung pencakar langit sudah menguasai Beijing,” paparnya.
 
Dari segi pasar, China punya “politik tangan terbuka”, yang dengan segera dimanfaatkan para pelaku mode internasional, termasuk juga von Furstenberg. “Saya punya fantasi untuk menjual kaus kepada setiap orang China,” katanya.

Dia menyebutkan, tidak seperti di Eropa dan Amerika, di China, konsumen adalah semua orang. “Generasi China terdahulu adalah para pembuat barang, generasi China saat ini adalah para pembeli barang,” kata von Furstenberg.
 
Tahun lalu von Furstenberg “mendekati” China lewat sebuah pameran bertajuk “Journey of a Dress” yang merupakan tapak tilas perjalanan von Furstenberg di dunia mode—dimulai pada 1970 ketika dirinya menghadirkan wrapdress yang langsung menjadi sensasi di ranah mode.

Di Beijing, pameran tersebut berlokasi di sebuah pabrik yang direnovasi menjadi sebuah galeri seni, Pace Gallery, di 798 District. Menambah sentuhan lokal, pameran tersebut juga mempertunjukkan lukisan potret Diane von Furstenberg yang merupakan hasil karya seniman lokal.

Saat ini von Furstenberg telah memiliki lebih dari 36 butik di seluruh dunia dan dia mencoba untuk menancapkan kukunya semakin dalam di China. Adapun target utamanya, yakni Beijing serta Shanghai, dua kota paling fashionable di China.
(tty)

0 komentar:

Posting Komentar