JAKARTA - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) menilai penting pemanfaatan peta terintegrasi (one map) untuk mendukung upaya penyejahteraan rakyat. Salah satu aspek positif yang mendukung pentingnya peta ini adalah meminimalisir konflik lahan karena terdapat referensi baku.

"Indonesia merupakan negara kepulauan berciri sumber daya alam. Untuk mengelola sumber daya itu diperlukan pengelolaan data dan informasi geospasial, ini menjadi penting karena berbagai kegiatan yang berkaitan dengan informasi keruangan," terang Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek Kemenristek, Idwan Suhardi yang mewakili Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, di Jakarta, Senin (24/9/2012).

"Peta bisa digunakan untuk mengetahui persebaran kebun, sumber daya dan lain-lain. Selanjutnya akan dibuat decission system berdasarkan hal tersebut," imbuhnya dalam talkshow Pemetaan Terintegrasi untuk Kesejahteraan Rakyat.

Peta terintegrasi adalah upaya penyatuan peta yang digunakan sebagai referensi. Dengan menerapkan kebijakan tersebut, maka siapapun yang membangun peta mesti merujuk pada peta dasar yang telah menjadi standar.

"Dengan adanya one map ini diharapkan terjadinya integrasi sistem referensi. Selain itu dengan adanya ini diharapkan bisa membantu pemakaian dalam model sharing serta berbagai pengambilan keputusan," jelas Idwan.

Sebelumnya, Kepala Bidang Metadata Badan Informasi Geospasial, Antonius Bambang Wijanarko telah memperkenalkan situs yang diharapkan akan jadi referensi geospasial. Situs bernama Ina-Geoportal sedang dikembangkan sebagai gerbang untuk menuju berbagai data dan informasi geospasial.

Saat ini, situs tersebut masih dalam tahap pengembangan atau beta. Di dalamnya dapat diakses peta mengenai berbagai hal, seperti persebaran sumber daya alam, persebaran kemiskinan di suatu wilayah atau batas wilayah. (fmh)