Puluhan Kapal Taiwan Menuju Wilayah Sengketa

Posted by Aulia Afzal On Senin, 24 September 2012 0 komentar
Puluhan Kapal Taiwan Menuju Wilayah Sengketa

Wilayah Sengketa Jepang-China (Foto: AP)
Wilayah Sengketa Jepang-China (Foto: AP)
TAIPE - Lebih dari 70 kapal nelayan milik Taiwan dikabarkan tengah menuju wilayah yang dipersengketakan Jepang dan China. Peristiwa ini merupakan protes atas nasionalisasi wilayah tersebut oleh Jepang.

Menurut Kyodo News yang dikutip Ria Novosti, Senin (24/9/2012) puluhan kapal-kapal tersebut saat ini telah meninggalkan Pelabuhan Yilan di bagian timur laut Taiwan. Kapal-kapal nelayan ini kabarnya akan berada sekira 37 kilometer dari wilayah sengketa. Namun tidak ada informasi lebih lanjut atas hal ini.

Sebelumnya, sekira tiga kapal Angkatan Laut (AL) China dikabarkan juga sempat memasuki wilayah sengketa tersebut pada pagi hari waktu setempat. Menurut penjaga pantai Jepang dua dari kapal AL China itu kabarnya dilengkapi dengan peranti untuk mengamati atau mendeteksi benda di bawah laut atau yang biasa disebut peralatan sonar.

Beberapa jam berikutnya tiga kapal China tersebut bergabung dengan tiga kapal yang sebelumnya telah bersiaga di luar perairan tersebut.

Sengketa antar sekelompok pulau tersebut kembali memanas dalam beberapa pekan terakhir setelah Jepang mengumumkan pembelian pulau-pulau tersebut. Unjuk rasa anti-Jepang pun merebak di China, menyebabkan sejumlah perusahaan besar milik Jepang terpaksa berhenti beroperasi.

Taiwan yang saat ini berada di bawah klaim China juga menolak nasionalisasi oleh Jepang atas wilayah sengekta tersebut. Sebelumnya wilayah sengketa ini berada di bawah kekuasaan Amerika Serikat (AS), namun setelah Perang Dunia II tepatnya pada 1972 wilayah ini diberikan kepada Jepang.

Jepang menuding Taiwan dan China mulai tertarik terhadap wilayah ini pada 1970-an setelah ditemukannya bukti yang menyebutkan bahwa terdapat cadangan sumber daya mineral yang kaya di kawasan tersebut.

Negeri Sakura mengenal sekelompok pulau ini sebagai Senkaku sementara China menyebutnya Diaoyu. Kedua negara hingga saat ini belum dapat menyepakati batas zona ekonomi eksklusif di sekira pulau tersebut mengingat aksi saling klaim.

Tokyo mengklaim telah menduduki pulau-pulau tersebut sejak 1895 sementara menurut Beijing wilayah tersebut telah menjadi bagian dari kedaulatannya sejak 1783 silam.(rhs)

0 komentar:

Posting Komentar