Protes atas "Innocent of Muslims" Tidak Perlu Dilakukan

Posted by Aulia Afzal On Rabu, 19 September 2012 0 komentar
Protes atas "Innocent of Muslims" Tidak Perlu Dilakukan

Pertemuan ICRP di PBNU (Foto: Khairisa Ferida/Okezone)
Pertemuan ICRP di PBNU (Foto: Khairisa Ferida/Okezone)
JAKARTA - Dalam rangka memberikan pernyataan sikap atas kisruh peredaran film "Innocent of Muslims", Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) menggelar dialog yang melibatkan tokoh dan pemuka sejumlah agama. Diantara yang hadir adalah tokoh NU Masdar Mas'udi.

Menurut Masdar aksi protes yang digelar di sejumlah negara terkait film tersebut seharusnya tidak perlu dilakukan. Karena bagi Masdar, itu tidak membawa manfaat positif dan hanya membeli isu yang mereka (si pembuat film) tawarkan.

"Kita hanya membeli apa yang mereka jual, meramaikan apa yang tengah terjadi," ujar Masdar, di Gedung PBNU, Jakarta (19/9/2012).

"Jadi mulai hari ini kalau ada orang yang melakukan tindakan provokasi lebih baik kita doakan agar diampuni perbuatannya," tegas tokoh NU itu.

Dialog yang digelar Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) ini berkaitan dengan munculnya film "Innocent of Muslims" yang menimbulkan reaksi keras di kawasan Timur Tengah.

Selain Masdar sejumlah tokoh dan pemuka agama lainnya juga turut serta sebagai pembicara dalam dialog ini beberapa diantaranya yakni Ketua MK Mahfud MD, Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo, tokoh agama Budha Bante Sri Pannavaro, perwakilan dari Persatuan Gereja Indonesia Albertus Patty dan, tokoh Muhammadiyah Imam Addaruqudni dan Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim.

Dalam kesempatan yang sama ICRP mengutuk peredaran film tersebut. Kendati demikian organisasi lintas agama yang mengusung perdamaian ini menegaskan kemarahan tidak dapat membenarkan penggunaan kekerasan dalam menyampaikan protes.

Sebelumnya mantan rektor mantan Rektor Universitas Islam Negeri Jakarta Azyumardi Azra menuturkan bahwa selama ini terdapat sekelompok orang dengan "mentalitas terkepung". Kelompok ini cenderung membelenggu pikiran mereka dengan berbagai hal positif terhadap orang-orang yang memiliki keyakinan, latar belakang serta pemahaman yang berbeda.

"Adalah merupakan tugas para pemimpin Muslim untuk mengeluarkan mereka yang memiliki mentalitas terkepung ini terlebih ditengah banyaknya krisis yang melanda dunia," ujar Azyumardi.(faj)

0 komentar:

Posting Komentar