Komunitas Muslim AS Tolak Film Anti-Islam
Foto : Rizwan Jaka (Fajar/okezone)
VIRGINIA - Serangan ke Konsulat Amerika Serikat (AS) di Bengazhi, Libya terkait film anti-Islam dianggap tidak dapat diterima. Komunitas Islam di AS menolak aksi protes yang berakhir kekerasan atas film yang menghina Nabi Muhammad itu.
"Di Alquran sudah diatur untuk menangkal hal jahat harus ditangani dengan cara baik. Kami yakin sebagai warga AS dan Muslim akan kebebasan berpendapat. Tetapi kami menolak kekerasan yang mengikuti protes film anti-Islam. Itu adalah cara yang salah dalam merespons film tersebut," ujar Rizwan Jaka dari ADAMS Center, dihadapan wartawan, Virginia, Sabtu (29/9/2012).
"Kita bisa menulis artikel, membuat video. Sebuah video yang baik atas respons dari video (yang menghina Nabi Muhammad) itu," lanjutnya.
Jaka menambahkan, tidak ada Muslim AS yang melakukan protes dengan cara kekerasan. "Hanya sekira 20 ribu warga yang dimanipulasi untuk melakukan protes tersebut. Sementara 1,5 milyar warga Muslim dunia tidak melakukan protes dengan cara kekerasan. Ini tidak bisa disamaratakan dengan Muslim lainnya," tambahnya.
"Kami harus mendidik rakyat dan di semua tingkat mengenai Islam. Bahkan pemimpin warga Muslim di Amerika, mengirim pesan kepada Timur Tengah untuk mendidik rakyat dan menolak kekerasan atas film tersebut," komentar Rizwan.
Sementara menurut Debra Linick dari Komunitas Yahudi Virginia menambahkan, film yang dibuat oleh warga AS tersebut tidak menunjukkan masyakarat AS sebenarnya. Bagi Debra, ini adalah masalah miskomunikasi yang terjadi di antara pihak beragama.
Insiden yang terjadi di Bengazhi, Libya, menyebabkan Duta Besar AS untuk Libya Chris stevens tewas akibat serangan terhadap gedung konsulat AS. Selain Stevens, tiga orang stafnya juga turut meregang nyawa. Kejadian berlangsung bersamaan dengan protes film "Innocent of Muslims" yang dianggap menghina Nabi Muhammad.(AUL)
"Di Alquran sudah diatur untuk menangkal hal jahat harus ditangani dengan cara baik. Kami yakin sebagai warga AS dan Muslim akan kebebasan berpendapat. Tetapi kami menolak kekerasan yang mengikuti protes film anti-Islam. Itu adalah cara yang salah dalam merespons film tersebut," ujar Rizwan Jaka dari ADAMS Center, dihadapan wartawan, Virginia, Sabtu (29/9/2012).
"Kita bisa menulis artikel, membuat video. Sebuah video yang baik atas respons dari video (yang menghina Nabi Muhammad) itu," lanjutnya.
Jaka menambahkan, tidak ada Muslim AS yang melakukan protes dengan cara kekerasan. "Hanya sekira 20 ribu warga yang dimanipulasi untuk melakukan protes tersebut. Sementara 1,5 milyar warga Muslim dunia tidak melakukan protes dengan cara kekerasan. Ini tidak bisa disamaratakan dengan Muslim lainnya," tambahnya.
"Kami harus mendidik rakyat dan di semua tingkat mengenai Islam. Bahkan pemimpin warga Muslim di Amerika, mengirim pesan kepada Timur Tengah untuk mendidik rakyat dan menolak kekerasan atas film tersebut," komentar Rizwan.
Sementara menurut Debra Linick dari Komunitas Yahudi Virginia menambahkan, film yang dibuat oleh warga AS tersebut tidak menunjukkan masyakarat AS sebenarnya. Bagi Debra, ini adalah masalah miskomunikasi yang terjadi di antara pihak beragama.
Insiden yang terjadi di Bengazhi, Libya, menyebabkan Duta Besar AS untuk Libya Chris stevens tewas akibat serangan terhadap gedung konsulat AS. Selain Stevens, tiga orang stafnya juga turut meregang nyawa. Kejadian berlangsung bersamaan dengan protes film "Innocent of Muslims" yang dianggap menghina Nabi Muhammad.(AUL)
0 komentar:
Posting Komentar