Komunitas Agama AS Bersatu & Perkuat Dialog
Foto : Rizwan Jaka (Fajar/okezone)
VIRGINIA - Perbedaan agama kerap menjadi pemicu perbedaan pandangan yang terjadi di kalangan masyarakat Amerika Serikat (AS). Tetapi hal ini terus berupaya diatasi dengan dialog antar agama.
Virginia Interfaith Center menjadi salah satu contoh dalam upaya meredakan perbedaan yang ada selama ini. Tokoh-tokoh dari berbagai agama di Virginia, bersedia menceritakan pengalamannya mereka untuk dialog ini bersama dengan wartawan asing yang mengunjungi All Dulles Area Muslim Society (ADAMS) Center di Virginia.
Rizwan Jaka dari ADAMS Center mengatakan, banyak kegiatan yang dilakukan oleh ADAMS Center untuk masyarakat di Virginia. Mereka pun kerap aksi sosial yang dilakukan kepada warga miskin virginia. Mereka juga membangun klinik untuk memberikan bantuan kepada semua warga, termasuk warga non-Muslim di Virginia.
Tidak hanya itu, melalui Virginia Interfaith Center, para pemimpin agama yang berbeda terus bekerja sama untuk menyingkirkan perbedaan. "Kami amat mendukung kemerdekaan beragama. Satu contoh, ada rencana dari beberapa pihak yang ingin mengajukan rancangan undang-undang anti-syariah. Komunitas Yahudi bersama komunitas Kristen di Virginia bekerja sama dengan kami untuk melawan RUU itu," ujar Rizwan Jaka, dihadapan wartawan, Virginia, Sabtu (29/9/2012), atau Minggu (30/9/2012).
"RUU itu diajukan oleh beberapa pihak yang mencurigai Muslim di Amerika Serikat ingin menerapkan hukum syariah. Kami bekerja sama untuk merespons hal tersebut, demi memastikan bahwa kebebasan beragama dapat terjadi. Jika RUU ini diloloskan maka komunitas Islam, Komunitas Yahudi, Katolik," imbuhnya.
Jaka menambahkan, pihak terus berupaya untuk menjelaskan bahwa Muslim mengikuti aturan hukum tempat dimana kami tinggal. Ini bahkan sudah diatur dalam fatwa yang dikeluarkan Badan Fatwa Amerika Utara, yang jelas sekali meminta warga Muslim di Amerika untuk mengikuti hukum di tanah tempat mereka tinggal.
Debra Linick dari Dewan Hubungan Komunitas Yahudi menyatakan, dialog yang dilakukan dalam wadah Virginia Interfaith Center ini rajin membahas isu-isu lingkungan wilayah sekitar Virginia. Linick menambahkan, apa yang dilakukan komunitas Yahudi selama ini sama persis oleh ADAMS Center. Mereka mengupayakan bantuan untuk warga miskin, memberikan akses kesehatan sepertinya halnya ADAMS Center.
Sementara Pastor Joan Bell Hayes menambahkan, pihaknya memiliki tanggung jawab dan memberikan pembelaan bagi mereka pihak yang menjadi kalangan marjinal. "Tidak peduli mereka adalah individu ataupun kelompok agama, kami mempunyai tanggung jawab untuk membela mereka yang terdiskriminasi. Kami ingin membela yang benar," tegas Pastor Hayes.(AUL)
Virginia Interfaith Center menjadi salah satu contoh dalam upaya meredakan perbedaan yang ada selama ini. Tokoh-tokoh dari berbagai agama di Virginia, bersedia menceritakan pengalamannya mereka untuk dialog ini bersama dengan wartawan asing yang mengunjungi All Dulles Area Muslim Society (ADAMS) Center di Virginia.
Rizwan Jaka dari ADAMS Center mengatakan, banyak kegiatan yang dilakukan oleh ADAMS Center untuk masyarakat di Virginia. Mereka pun kerap aksi sosial yang dilakukan kepada warga miskin virginia. Mereka juga membangun klinik untuk memberikan bantuan kepada semua warga, termasuk warga non-Muslim di Virginia.
Tidak hanya itu, melalui Virginia Interfaith Center, para pemimpin agama yang berbeda terus bekerja sama untuk menyingkirkan perbedaan. "Kami amat mendukung kemerdekaan beragama. Satu contoh, ada rencana dari beberapa pihak yang ingin mengajukan rancangan undang-undang anti-syariah. Komunitas Yahudi bersama komunitas Kristen di Virginia bekerja sama dengan kami untuk melawan RUU itu," ujar Rizwan Jaka, dihadapan wartawan, Virginia, Sabtu (29/9/2012), atau Minggu (30/9/2012).
"RUU itu diajukan oleh beberapa pihak yang mencurigai Muslim di Amerika Serikat ingin menerapkan hukum syariah. Kami bekerja sama untuk merespons hal tersebut, demi memastikan bahwa kebebasan beragama dapat terjadi. Jika RUU ini diloloskan maka komunitas Islam, Komunitas Yahudi, Katolik," imbuhnya.
Jaka menambahkan, pihak terus berupaya untuk menjelaskan bahwa Muslim mengikuti aturan hukum tempat dimana kami tinggal. Ini bahkan sudah diatur dalam fatwa yang dikeluarkan Badan Fatwa Amerika Utara, yang jelas sekali meminta warga Muslim di Amerika untuk mengikuti hukum di tanah tempat mereka tinggal.
Debra Linick dari Dewan Hubungan Komunitas Yahudi menyatakan, dialog yang dilakukan dalam wadah Virginia Interfaith Center ini rajin membahas isu-isu lingkungan wilayah sekitar Virginia. Linick menambahkan, apa yang dilakukan komunitas Yahudi selama ini sama persis oleh ADAMS Center. Mereka mengupayakan bantuan untuk warga miskin, memberikan akses kesehatan sepertinya halnya ADAMS Center.
Sementara Pastor Joan Bell Hayes menambahkan, pihaknya memiliki tanggung jawab dan memberikan pembelaan bagi mereka pihak yang menjadi kalangan marjinal. "Tidak peduli mereka adalah individu ataupun kelompok agama, kami mempunyai tanggung jawab untuk membela mereka yang terdiskriminasi. Kami ingin membela yang benar," tegas Pastor Hayes.(AUL)
0 komentar:
Posting Komentar