Diminta Putuskan Hubungan dengan Myanmar, Korut Marah
Foto : IST
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) mengecam desakan Amerika Serikat (AS) yang meminta Myanmar agar memutuskan hubungan dengan Korut. Desakan itu mulai disuarakan AS saat Myanmar mulai melakukan proses reformasi.
"Setelah meminta pembekuan hubungan militer, AS saat ini menekan Myanmar untuk mengakhiri hubungan bilateralnya dengan kami dan menggambarkan kami bak 'teman yang buruk'," ujar Kementerian Luar Negeri Korut, seperti dikutip KCNA, Sabtu (29/9/2012).
Korut menegaskan pula, terminologi 'kawan yang buruk' lebih pantas disandang oleh AS. Kebijakan anti-Korut yang diusung AS juga disebutnya sebagai kebijakan yang sudah kadaluarsa dan tidak bisa diterima di Semenanjung Korea.
"Kebijakan permusuhan AS terhadap Korut tidak pernah berubah sedikit pun," imbuhnya.
Pemutusan hubungan bilateral antara Korut dan Myanmar dinilai menjadi salah satu syarat yang diberikan AS untuk meringankan sanksi ekonomi ke Myanmar. Beberapa hari yang lalu, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton sudah mengutarakan kesediannya untuk mengurangi sanksi itu, bila Myanmar siap memenuhi syarat.
Sejauh ini, Korut dan Myanmar sempat dicurigai menjalin kerja sama nuklir. Meski demikian, pihak Myanmar menegaskan kembali bahwa tuduhan-tuduhan itu sama sekali tidak benar.
Pada Mei lalu, Myanmar juga memutuskan untuk menghentikan pembelian senjata dari Korut. Keputusan itu dilakukan untuk menghormati aturan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).(AUL)
"Setelah meminta pembekuan hubungan militer, AS saat ini menekan Myanmar untuk mengakhiri hubungan bilateralnya dengan kami dan menggambarkan kami bak 'teman yang buruk'," ujar Kementerian Luar Negeri Korut, seperti dikutip KCNA, Sabtu (29/9/2012).
Korut menegaskan pula, terminologi 'kawan yang buruk' lebih pantas disandang oleh AS. Kebijakan anti-Korut yang diusung AS juga disebutnya sebagai kebijakan yang sudah kadaluarsa dan tidak bisa diterima di Semenanjung Korea.
"Kebijakan permusuhan AS terhadap Korut tidak pernah berubah sedikit pun," imbuhnya.
Pemutusan hubungan bilateral antara Korut dan Myanmar dinilai menjadi salah satu syarat yang diberikan AS untuk meringankan sanksi ekonomi ke Myanmar. Beberapa hari yang lalu, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton sudah mengutarakan kesediannya untuk mengurangi sanksi itu, bila Myanmar siap memenuhi syarat.
Sejauh ini, Korut dan Myanmar sempat dicurigai menjalin kerja sama nuklir. Meski demikian, pihak Myanmar menegaskan kembali bahwa tuduhan-tuduhan itu sama sekali tidak benar.
Pada Mei lalu, Myanmar juga memutuskan untuk menghentikan pembelian senjata dari Korut. Keputusan itu dilakukan untuk menghormati aturan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).(AUL)
0 komentar:
Posting Komentar