PBB: Korban Banjir Korut Butuh Air Minum Bersih
Banjir Korut (Foto: AP)
PYONGYANG - Puluhan ribu korban banjir Korea Utara (Korut) dilaporkan sangat membutuhkan air minum bersih untuk mencegah munculnya wabah penyakit. Hal ini disimpulkan lembaga PBB setelah Negara Komunis itu melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat banjir meningkat jadi 119 orang.
Menurut PBB, sumur di Korut telah terkontaminasi dengan kotoran manusia sehingga menciptakan resiko tinggi terjangkit diare. Banjir dikabarkan juga merusak sumber mata air dan pompa air.
Mengutip data pemerintah Korut, PBB mengatakan, sekira 50 ribu keluarga yang terdapat di enam kabupaten membutuhkan tablet pemurnian air atau bantuan lain untuk mengamankan air bersih.
UNICEF sendiri kabarnya telah memesan 10 juta tablet bersama dengan obat-obatan lainnya yang dibutuhkan oleh para pengungsi.
Laporan lain juga menyebutkan di sebuah rumah sakit di daerah Chonnae pasien yang menderita diare meningkat empat kali lipat.
"Secara umum jika kebutuhan akan obat-obatan tidak segera dipenuhi maka akan pasien yang menderita diare, infeksi kulit dan infeksi saluran pernapasan dapat terjadi," ujar laporan tersebut, seperti dikutip AFP, Kamis (2/8/2012).
Dalam laporan terakhirnya, Pemerintah Korut menyebutkan sekira 31 orang tewas akibat tanah longsor dan badai yang melanda negara itu. Sementara 16 orang dinyatakan hilang.
Badai dan banjir yang melanda Korut sejak pekan lalu dilaporkan membuat sekira 84 ribu warga Korut kehilangan rumah mereka. Tidak hanya itu sekira 45 ribu hektar lahan pertanian juga terendam sehingga memperburuk kondisi kelaparan.
Musibah banjir yang melanda Korut merupakan tantangan bagi pemimpin muda negara itu Kim Jong un. Namun hingga kini Pemerintah Korut sendiri belum memiliki langkah cepat untuk mengatasi musibah banjir dan tanah longsor.(rhs)
Menurut PBB, sumur di Korut telah terkontaminasi dengan kotoran manusia sehingga menciptakan resiko tinggi terjangkit diare. Banjir dikabarkan juga merusak sumber mata air dan pompa air.
Mengutip data pemerintah Korut, PBB mengatakan, sekira 50 ribu keluarga yang terdapat di enam kabupaten membutuhkan tablet pemurnian air atau bantuan lain untuk mengamankan air bersih.
UNICEF sendiri kabarnya telah memesan 10 juta tablet bersama dengan obat-obatan lainnya yang dibutuhkan oleh para pengungsi.
Laporan lain juga menyebutkan di sebuah rumah sakit di daerah Chonnae pasien yang menderita diare meningkat empat kali lipat.
"Secara umum jika kebutuhan akan obat-obatan tidak segera dipenuhi maka akan pasien yang menderita diare, infeksi kulit dan infeksi saluran pernapasan dapat terjadi," ujar laporan tersebut, seperti dikutip AFP, Kamis (2/8/2012).
Dalam laporan terakhirnya, Pemerintah Korut menyebutkan sekira 31 orang tewas akibat tanah longsor dan badai yang melanda negara itu. Sementara 16 orang dinyatakan hilang.
Badai dan banjir yang melanda Korut sejak pekan lalu dilaporkan membuat sekira 84 ribu warga Korut kehilangan rumah mereka. Tidak hanya itu sekira 45 ribu hektar lahan pertanian juga terendam sehingga memperburuk kondisi kelaparan.
Musibah banjir yang melanda Korut merupakan tantangan bagi pemimpin muda negara itu Kim Jong un. Namun hingga kini Pemerintah Korut sendiri belum memiliki langkah cepat untuk mengatasi musibah banjir dan tanah longsor.(rhs)
0 komentar:
Posting Komentar