PYONGYANG - Palang Merah mengalokasikan dana sebesar USD308 ribu atau sekira Rp2 miliar untuk para korban banjir dan badai di Korea Utara (Korut). Saat ini media Korut melaporkan bahwa jumlah korban meningkat menjadi 119 orang.

Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, menghabiskan banyak dana untuk membantu 2.500 keluarga di Korut. Saat ini, 21 ribu warga Korut kehilangan tempat tinggalnya karena bencana badai. Lahan pertanian seluas 45.370 hektare (ha) rusak dan mereka juga masih berjuang mengatasi krisis pangan.

"Dalam satu komplek perumahan, setengah dari rumah-rumah itu hancur atau rusak," ujar juru bicara Palang Merah Francis Markus, seperti dikutip AFP, Kamis (2/8/2012).

Tambang batu bara di Kaechon dan Tokchon juga hancur diserang banjir. Puluhan ribu ton batu bara dan perlengkapan pertambangan tersapu banjir.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengestimasikan, pada akhir musim gugur ini, tiga juta warga Korut akan membutuhkan bantuan pangan. Bencana banjir di negeri komunis itu muncul karena maraknya penggundulan hutan yang ditujukan untuk membangun lahan pertanian.

Markus mengingatkan kembali, tanah longsor yang terjadi di Korut juga disebabkan karena proses penggundulan hutan itu. Meski demikian, Pemerintah Korut sempat mencanangkan program reboisasi setiap tahun.

Bencana banjir tampaknya menjadi tantangan baru bagi Pemimpin Korut Kim Jong Un yang sampai saat ini masih berjuang untuk mengatasi wabah kelaparan. Bila ladang kembali rusak, diperkirakan Korut akan dihadapkan pada kekurangan cadangan pangan yang lebih besar dari sebelumnya.(AUL)