Obama Sepakati Penggulingan Presiden Suriah?
Kekerasan di Suriah (Foto: Trust)
WASHINGTON - Sebuah laporan menyebutkan Presiden Barack Obama telah menandatangani dokumen rahasia terkait dengan otorisasi dukungan Amerika Serikat (AS) kepada oposisi, untuk menggulingkan rezim Bashar al-Assad.
Laporan tersebut kabarnya terkandung dalam temuan sebuah perangkat otorisasi tindakan rahasia oleh badan intelijen AS (CIA).
Pejabat Gedung Putih menolak berkomentar terkait kabar ini. Namun mereka juga tidak secara tegas membantah laporan yang menyebutkan, AS memberikan dukungan intelijen kepada pihak oposisi Suriah. Demikian seperti dilansir NBC dan CNN, yang dikutip AFP, Kamis (2/8/2012).
Washington sebelumnya mengumumkan pihaknya hanya menawarkan bantuan medis dan komunikasi bagi oposisi Suriah. Namun AS menolak kabar yang menyebutkan bahwa pihaknya telah memasok senjata ke kalangan oposisi.
Para pejabat AS berdalih memasok senjata kepada satu kelompok yang tidak diketahui pasti identitasnya dapat berakhir dengan munculnya ekstremisme.
Laporan terakhir menunjukkan kekerasan yang terjadi di Suriah terus meningkat. Bahkan sejumlah kalangan menilai pertempuran antara pasukan pemerintah dan oposisi mulai memasuki tahap akhir menyusul intensnya pertempuran yang terjadi di Aleppo dan Damaskus.
Bukan hanya kekerasan di Suriah yang terus meningkat namun tekanan terhadap AS untuk berperan lebih jauh kabarnya juga semakin meningkat. Meskipun di lain sisi AS terlihat enggan terlibat lebih jauh dalam perang baru di Timur Tengah.
Pada Senin 30 Juli lalu Presiden Obama sendiri kabarnya telah menghubungi Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan untuk membahas krisis Suriah. Kedua pemimpin ini pun sepakat untuk mempercepat transisi politik di Suriah.
"Ini termasuk hal-hal yang berkaitan dengan lengsernya Assad serta melihat tuntutan sah dari rakyat Suriah," ujar salah satu sumber di Gedung Putih.(rhs)
Laporan tersebut kabarnya terkandung dalam temuan sebuah perangkat otorisasi tindakan rahasia oleh badan intelijen AS (CIA).
Pejabat Gedung Putih menolak berkomentar terkait kabar ini. Namun mereka juga tidak secara tegas membantah laporan yang menyebutkan, AS memberikan dukungan intelijen kepada pihak oposisi Suriah. Demikian seperti dilansir NBC dan CNN, yang dikutip AFP, Kamis (2/8/2012).
Washington sebelumnya mengumumkan pihaknya hanya menawarkan bantuan medis dan komunikasi bagi oposisi Suriah. Namun AS menolak kabar yang menyebutkan bahwa pihaknya telah memasok senjata ke kalangan oposisi.
Para pejabat AS berdalih memasok senjata kepada satu kelompok yang tidak diketahui pasti identitasnya dapat berakhir dengan munculnya ekstremisme.
Laporan terakhir menunjukkan kekerasan yang terjadi di Suriah terus meningkat. Bahkan sejumlah kalangan menilai pertempuran antara pasukan pemerintah dan oposisi mulai memasuki tahap akhir menyusul intensnya pertempuran yang terjadi di Aleppo dan Damaskus.
Bukan hanya kekerasan di Suriah yang terus meningkat namun tekanan terhadap AS untuk berperan lebih jauh kabarnya juga semakin meningkat. Meskipun di lain sisi AS terlihat enggan terlibat lebih jauh dalam perang baru di Timur Tengah.
Pada Senin 30 Juli lalu Presiden Obama sendiri kabarnya telah menghubungi Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan untuk membahas krisis Suriah. Kedua pemimpin ini pun sepakat untuk mempercepat transisi politik di Suriah.
"Ini termasuk hal-hal yang berkaitan dengan lengsernya Assad serta melihat tuntutan sah dari rakyat Suriah," ujar salah satu sumber di Gedung Putih.(rhs)
0 komentar:
Posting Komentar